Oleh : DeNing K
Membuat orang lain merasa senang mungkin merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Akan tetapi, jika kita bertindak secara berlebihan untuk menyenangkan orang lain, ini bisa berdampak buruk pada kehidupan.. People Pleaser akan menaruh kebutuhan diri sendiri pada urutan paling akhir. Perasaan, kebutuhan, serta opini diri tidak lebih penting dari orang lain.
Ketika terlalu memikirkan kebahagiaan orang lain dibanding kebahagiaan diri sendiri, kita mungkin akan terjebak menjadi seorang people pleaser. Apalagi, jika sangat sulit untuk menolak permintaan orang lain.
Sikap people pleaser ini apabila terus berlangsung bisa mengakibatkan kelelahan fisik dan mental. Tak hanya itu,people pleaser yang berlebihan dapat berakibat sulitnya mengetahui keinginan diri sendiri.Sikap people pleaser juga bisa berdampak pada hubungan sosial. Saat di tempat kerja berusaha baik ke semua orang lalu sampai rumah sudah capek fisik dan mental,kalau tidak pandai mengelola emosi akhirnya mudah marah pada anggota keluarga yang lain.
Ciri-Ciri People Pleaser
People pleaser adalah istilah untuk menggambarkan seseorang yang selalu berusaha memprioritaskan orang lain dibanding dirinya sendiri. Untuk itu, people pleaser artinya mengabaikan kebutuhan diri sendiri dan rela melakukan apa pun asalkan orang lain senang.
Ada sejumlah tanda-tanda yang cenderung dimiliki oleh seorang people pleaser, yaitu:
1. Sulit Berkata Tidak
People pleaser sulit untuk menolak ajakan orang lain atau sulit untuk mengatakan tidak.
Seorang people pleaser tidak suka dengan konflik dan cenderung menghindari konflik,sehingga mudah untuk menyetujui ajakan,permintaan, atau perintah dari orang lain,
2. Terlalu Sering Minta Maaf
Pada dasarnya,meminta maaf merupakan hal yang baik.Akan tetapi,terlalu sering minta maaf,bahkan minta maaf atas kesalahan yang tidak kita lakukan,ini menjadi salah satu contoh people pleaser yang punya kecenderungan menghindari konflik.
3. Merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain
People pleaser memiliki tendensi sangat peka dan bertanggung jawab terhadap perasaan orang lain.
Misalnya,ketika temannya sedang sedih padahal bukan karena dirinya, ia akan merasa sangat bersalah atas kondisi temannya tersebut.Hal ini membuatnya rela melakukan apa pun agar temannya merasa lebih baik atau lebih bahagia.
4. Rela Melakukan Segalanya
Seorang people pleaser rela berkorban sampai mengorbankan waktu, energi, fisik, hingga uang untuk membantu orang lain.
Ini karena ia sulit untuk berkata tidak dan ingin membuat orang lain lebih baik, serta merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain. Tak heran, ia pun ingin memberikan semua yang dimilikinya agar orang lain merasa lebih baik.
5. Menghindari Konflik
Orang yang memiliki tendensi people pleaser sering kali main aman dalam beberapa hal, sehingga memilih untuk menghindari konflik. Artinya, ia selalu khawatir bahwa konflik akan membuat perselisihan dalam hubungan.
Ini membuat people pleaser lebih banyak mengalah dan mengikuti apa yang ada, dibanding harus berdiskusi dua arah.
Pada dasarnya, tidak dianjurkan untuk terus menjadi people pleaser. Soalnya, kita menjadi rawan untuk dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab karena sulit untuk menolak.
Selain itu, terus-menerus jadi people pleaser juga membuat kita tidak punya kendali penuh terhadap diri sendiri. Bahkan dalam waktu yang lama akan berdampak pada kualitas hidup saat ini dan kedepannya, karena hidup kita dikendalikan oleh lingkungan.
Untuk itu, kita perlu berhenti jadi people pleaser. Berikut sejumlah tips untuk mengatasinya:
1. Menanamkan pola pikir (mindset) untuk bisa menjaga diri sendiri. Mengutamakan diri sendiri tidak berarti menjadi egois karena kebahagiaan orang lain bukan menjadi tanggung jawab kita dan jangan menjadikannya sebagai beban
2.Belajar Berkata Tidak
Bila tidak ingin jadi people pleaser, ada baiknya untuk belajar berkata tidak. Bukan berarti kita sombong, egois, atau tidak baik, namun kita perlu mengetahui kapan harus berkata tidak.
Namun, penolakan ini harus disertai dengan alasan kuat kenapa kita tidak bisa melakukan hal tersebut.
3.Jangan Malu Meminta Bantuan
People pleaser memiliki kecenderungan tidak nyaman ketika merepotkan orang lain. Oleh karena itu, ia sering memendamnya sendirian.
Coba belajar meminta bantuan. Tidak harus bantuan yang bersifat besar, tetapi cukup bantuan yang sederhana. Dengan meminta bantuan, ini menandakan bahwa kita juga punya kelemahan yang perlu dibantu oleh orang lain.
4.Bercerita dengan Orang Lain
Bercerita dengan orang lain bisa membantu mengekspresikan emosi dan pikiran. Meski people pleaser punya kecenderungan menjadi pendengar yang baik, namun bukan berarti ia tidak boleh berbagi cerita dengan orang lain.
Jadi, selain meminta bantuan, juga bisa berlatih curhat dengan orang lain untuk menceritakan emosi dan pikiran.
5.Berani menghadapi konflik
Menghindari masalah hanya akan memperburuk keadaan diri sendiri di masa depan. Untuk itu, sebaiknya tidak menghindari konflik yang terjadi.
Coba hadapi konflik dan jangan meminta maaf jika tidak melakukan kesalahan.
Bila tergoda untuk mengalah, coba ingatkan diri bahwa kita tidak bisa membuat semua orang bahagia dan kita berhak memiliki waktu untuk diri sendiri.
6.Ada baiknya untuk melakukan self-talk positif dengan berkata bahwa kita tidak memiliki kewajiban untuk memberikan waktu, energi, bahkan uang untuk hal-hal yang tidak membuat kita bahagia.
7.Luangkan Waktu Sendiri
Menghabiskan waktu sendirian alias me time merupakan hal penting untuk kesehatan mental dan fisik. Dengan menghabiskan waktu sendirian, ini bisa membantu kita untuk memahami pikiran, perasaan, dan kebutuhan diri sendiri.
Selain itu, me time juga bisa membantu untuk mengetahui apa yang membuat kita bahagia atau tidak bahagia.
Menjadi seorang people pleaser pastinya bisa mengganggu kualitas hidup. Untuk itu jaga kesehatan dengan menetapkan batasan dan ingatkan diri bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang.
Bila sulit untuk berhenti menjadi people pleaser segera minta bantuan psikolog untuk membantu mengatur perilaku, memprioritaskan kebutuhan, serta menetapkan batasan yang sehat.
Semoga kita selalu sehat.
Sumber :Ugm.ac.id
No comments:
Post a Comment