Dalam satu dekade ini banyak kita jumpai warung kopi atau cafe dan semacamnya. Tidak hanya menyajikan kopi hitam saja, tetapi berbagai modifikasi dan variasi banyak ditawarkan. Kreasi para muda milenial begitu menawan, seiring dengan gadget di eranya yang selalu dalam genggaman. Semua langkahnya terekam dalam smartphone yang menjadi barang pokok yang mereka andalkan.
Begitu juga pendamping kopi, kalau jaman dulu hanya ditemani dengan ‘polo pendem’ atau gorengan dan semacamnya. Pada era jaman now, berbagai makanan kekinian bisa kita order dan segera kita cicipi sebagai teman ngopi dan ngobrol. Berbagai jenis snek atau jajanan kecil dengan segala bentuk yang memukau dan mengundang untuk selpi serta di share, walau terkadang jauh dari rasa yang kita bayangkan tersedia disana.
Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua spesies pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica).
Kopi yang bisa diminum sudah menjalani serangkaian proses pengolahan yang panjang dari biji kopi untuk menjadi minuman kopi. Berbagai metode pengolahan biji kopi telah dicoba untuk menghasilkan minuman kopi terbaik. Dalam hal ini, proses penanaman juga turut berperan dalam menciptakan cita rasa kopi yang baik.
Berbagai cara dan metode serta tahapan tertentu, akan mempengaruhi rasa dan khasiat kopi dibanding hanya disajikan secara tradisional. Inilah yang banyak diburu oleh para muda diberbagai kedai atau cafe incaran mereka. Sarana atau alat tertentu yang dipakai, juga mempengaruhi sugesti mereka untuk menjadi pelanggan setianya.
Kopi sudah kita kenal dengan kandungan kafeinnya yang tinggi. Kafein sendiri merupakan senyawa hasil metabolisme sekunder golongan alkaloid dari tanaman kopi dan memiliki rasa yang pahit. Berbagai efek kesehatan dari kopi pada umumnya terkait dengan aktivitas kafeina di dalam tubuh.
Peranan utama kafeina ini di dalam tubuh adalah meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi. Efeknya ini biasanya baru akan terlihat beberapa jam kemudian setelah mengkonsumsi kopi. Kafeina tidak hanya dapat ditemukan pada tanaman kopi, tetapi juga terdapat pada daun teh dan biji lain. Batas aman konsumsi kafeina yang masuk ke dalam tubuh perharinya adalah 100–150 mg. Dengan jumlah ini, tubuh sudah mengalami peningkatan aktivitas yang cukup untuk membuatnya tetap terjaga.
Itulah sedikit ulasan terkait kopi yang harus kita cermati. Kita tidak bisa melakukan sesuatu tanpa mengetahui dasar secara umum. Boleh saja kita nongkrong sambil ngobrol positif baik formal maupun non formal, namun kita juga harus berhitung dengan kesehatan diri. Tidak ada yang melarang ngopi, asal kita tahu batasan dan bisa mengukur diri. Allah SwT berfirman mengingatkan kita dalam QS Al A’raf 7:31 yang artinya “. . . . makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
Kemarin 29 September sampai 1 Oktober dipilih sebagai Hari Kopi Dunia oleh para pedagang kopi dunia, sebagai peringatan jeritan petani kopi karena harga tidak stabil saat panen. Selain itu juga mempersatukan dan meyakinkan para pecinta kopi agar olahan kopi bisa tetap menjaga kesehatannya. Negeri Kita tercinta ini juga menetapkan Hari Kopi pada 11 Maret, dan beberapa negara menetapkan pada tanggal yang berbeda.
Semoga kita selalu sehat. (abk)
No comments:
Post a Comment