Latest News

Osteoporosis Harus Dicegah

 


Oleh : dr achmad budi karyono 


Hampir semua orang lansia atau menjelang lansia, mengenal osteoporosis. Sebuah ‘penyakit’ yang cukup dicemaskan yang seharusnya bisa dicegah. 


Hari ini 20 Oktober diperingati Hari Osteoporosis Dunia. Pada tahun 2025 ini menetapkan tema ‘It’s Unacceptable!’ atau ‘Ini Tidak Dapat Diterima!’. 


Apanya yang tidak bisa diterima? Yang tidak bisa diterima adalah masih banyak, bahkan jutaan orang patah tulang hanya karena keroposnya atau kerapuhan tulang. Dan ternyata karena mereka mengabaikan cara pencegahan agar tidak terjadi osteoporosis. Tidak merawat kesehatan tulang.


Osteoporosis adalah kondisi saat kualitas kepadatan tulang menurun. Kondisi ini membuat tulang menjadi keropos dan rentan retak. ‘Penyakit’ ini lebih banyak terjadi pada wanita, meskipun tak jarang menyerang laki-laki juga.


Osteoporosis biasanya terjadi di usia dewasa tua, yakni setelah 40 tahun. Osteoporosis banyak dialami oleh wanita yang telah memasuki masa menopause, namun sering juga terjadi pada wanita yang berusia lebih muda dan bisa saja terjadi pada anak-anak. Kekurangan kalsium diperkirakan menjadi penyebab kasus osteoporosis.


Osteoporosis umumnya baru diketahui setelah ditemukan retak pada tulang, setelah pasien mengalami jatuh ringan. Retak pada pergelangan tangan, tulang pinggul, dan tulang belakang adalah kasus yang paling banyak ditemui pada penderita osteoporosis.


Umumnya tidak ada tanda-tanda terjadinya osteoporosis di awal masa menurunnya kepadatan tulang. Namun beberapa kondisi berikut dapat menjadi kewaspadaan terjadinya osteoporosis, antara lain :

1. Sakit punggung

2. Postur tubuh bungkuk

3. Menurunnya tinggi badan

4. Lebih sering mengalami cedera/keretakan tulang


Selain usia tua, berikut ini adalah beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko berkembangnya osteoporosis :

1. Adanya riwayat penyakit anggota keluarga yang mengidap osteoporosis.

2. Sering mengonsumsi minuman keras dan merokok.

3. Penyakit yang menyerang kelenjar penghasil hormon, seperti kelenjar tiroid yang terlalu aktif.

4. Malabsorbsi (ketidakmampuan usus untuk menyerap nutrisi dari makanan).

5. Pemakaian obat-obatan dalam jangka panjang yang mempengaruhi kekuatan tulang atau kadar hormon, seperti konsumsi golongan kortikosteroid berkepanjangan.

6. Kondisi-kondisi yang diakibatkan oleh peradangan pada organ tubuh, seperti rheumatoid arthritis, penyakit paru obstruktif kronis/COPD (chronic obstructive pulmonary disease).


Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan tulang kita. Hal ini juga sebagai langkah pencegahan Osteoporosis, di antaranya adalah :

1. Makan yang bergizi cukup kalsium, ikan laut, susu, buah dan sayur

2. Makanan atau suplemen yang mengandung vitamin D, serta cukup paparan matahari pagi

3. Olahraga atau senam rutin sesuai usia, tidak terforsir 

4. Mengelola Stres dengan baik


Sebenarnya mencegah osteoporosis hampir serupa dengan penyakit lain, melaksanakan pola hidup sehat, menerapkan pola makan sehat, terutama kalsium dan berolahraga teratur. Oleh karena itu kita harus selalu berupaya dalam mencegah osteoporosis yang datang lebih cepat. Ikan laut, susu, buah dan sayur sebagai sumber kalsium, sangat dibutuhkan tubuh kita. Olahraga rutin dan tidak terforsir akan membantu kekuatan tulang kita.


Konsultasi dengan dokter tentu lebih baik sebagai langkah antisipasi terjadinya Osteoporosis secara dini. Pemeriksaan kepadatan tulang adakalanya diperlukan

.

Semoga kita selalu sehat. (Abk)

No comments:

Post a Comment

Suara Medika Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Roofoo. Powered by Blogger.