Oleh : dr achmad budi karyono
Hari Kesehatan Mental (Jiwa) Dunia diperingati setiap tanggal 10 Oktober. Pada tahun 2025 ini memilih tema ‘Mental Health in Humanitarian Emergencies’, atau ‘Kesehatan Mental dalam Keadaan Darurat Kemanusiaan’, terutama di wilayah bencana dan konflik.
‘Kerasnya’ kehidupan saat ini, sedikit atau banyak akan mempengaruhi ‘perangai’ kita dalam perilaku sehari hari. Atau dengan kata lain keadaan yang serba terhimpit target, mempengaruhi stabilitas psikis atau jiwa masyarakat. Sebagian dari mereka bisa memanage jiwa agar tetap stabil, namun beberapa diantara masyarakat ada yang kurang bisa beradaptasi sehingga keadaan jiwa terganggu, mulai dari ringan sampai yang berat. Dan hal ini kalau tidak dikoreksi dengan segera, dikhawatirkan akan semakin kompleks serta tidak mudah untuk kembali ke kondisi semula.
Pada hari ini 10 Oktober setiap tahun diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa sedunia, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang memiliki indikasi gangguan kesehatan jiwa. Selain itu, masalah kesehatan jiwa merupakan suatu masalah serius.
WHO (1990) melaporkan dari 10 masalah kesehatan utama yang menyebabkan disabilitas, 5 diantaranya adalah masalah kesehatan jiwa yaitu: depresi, alkoholisme, gangguan bipolar, skizofrenia, dan obsesif kompulsif. Dan WHO juga telah memprediksikan pada tahun 2020 yang lalu, depresi akan menjadi penyakit urutan kedua dalam menimbulkan beban kesehatan.
Masyarakat perkotaan harus memiliki jiwa atau mental yang kuat, karena kehidupannya sangat rentan terkena gangguan atau sakit jiwa. Hal itu dikarenakan tekanan mental, psikologis dan emosional daerah perkotaan cukup besar, seperti himpitan ekonomi, daya saing, jalan yang selalu macet dan sebagainya. Begitu juga di daerah pedesaan, sebagai contoh gagal panen yang berulang, bisa menjadi pemicu terganggunya jiwa.
Namun masyarakat Kabupaten Bojonegoro patut bersyukur karena sejak lebih dari satu dekade terakhir ini telah memiliki Puskesmas yang berfokus pada perawatan masalah gangguan serta sakit jiwa. Ini merupakan salah satu perhatian atau kepedulian Pemerintah Kabupaten terhadap masalah gangguan jiwa, walau sarana dan prasarana yang ada masih perlu dicukupi serta lebih dilengkapi karena masih belum sesuai harapan.
Memang selama ini mungkin insan kesehatan masih lebih memprioritaskan penyakit fisik daripada penyakit jiwa. Padahal masalah kesehatan jiwa merupakan bagian vital juga dari kesehatan perorangan secara holistik, dan keduanya diharapkan seimbang. Begitu juga tenaga medis di bidang kesehatan jiwa masih perlu dicukupi baik psikolog maupun psikiater.
Hari peringatan kesehatan jiwa ini akan lebih menggugah kepedulian kita agar lebih bisa mengantisipasi gangguan jiwa secara dini, atau paling tidak gangguan perilaku yang merupakan awal salah satu dari gangguan jiwa. Dan yang lebih penting segera konsultasi pada petugas medis sedini mungkin adanya perubahan perilaku agar segera bisa dikoreksi. Peran keluarga sangatlah dominan dan penting untuk pencegahan gangguan masalah kejiwaan ini.
Sebenarnya semua hal diatas bisa terhindari apabila seseorang mempunyai bekal kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual yang cukup kuat. Sehingga semua pemicu diatas akan bisa dieliminasi dengan kecerdasan spiritualnya.
Menghindari gangguan jiwa dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
1. Mengelola Stres
- Relaksasi, dengan melakukan meditasi, yoga, atau deep breathing dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.
- Olah raga santai berjalan, jogging, atau olahraga dapat membantu meningkatkan mood dan mengurangi stres.
2. Membangun Komunitas
- Silaturrahim dengan teman atau keluarga tentang perasaan dapat membantu mengurangi beban dan meningkatkan dukungan.
- Bergabung dengan Kelompok dapat membantu berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan dari orang lain.
3. Mengembangkan Keterampilan Menghadapi Masalah
- Mengidentifikasi Pemicu stres atau kecemasan dapat membantu mengembangkan strategi untuk menghadapinya.
- Mengembangkan Keterampilan Menghadapi Masalah dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan mengatasi masalah.
4. Mengubah Gaya Hidup
- Tidur yang Cukup dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi stres.
- Makan yang Seimbang dapat membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
- Menghindari Alkohol dan Narkoba karena memperburuk gejala gangguan jiwa.
5. Mengembangkan Keterampilan Menghadapi Pikiran Negatif
- Mengubah Pola Pikir Negatif dapat membantu meningkatkan mood dan mengurangi gejala gangguan jiwa.
- Mengembangkan Keterampilan Menghadapi Pikiran Negatif dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan mengatasi gejala gangguan jiwa.
6. Mencari Bantuan Profesional
- Konsultasi dengan Dokter atau Psikiater dapat membantu diagnosis dan memberikan pengobatan yang tepat.
- Terapi bisa menjadi pertimbangan, apabila diperlukan.
Agar terhindar dari terkoyaknya serta gangguan mental atau jiwa, kita harus selalu bersyukur dengan apa yang kita punya. Berserah diri kepada Allah, dan selalu memohon petunjukNya, akan memiliki jiwa yang nyaman dan tenang serta hidup bahagia.
Semoga kita selalu sehat.(abk)
No comments:
Post a Comment