Lima tahun yang lalu, ketika memasuki pandemi, olahraga bersepeda diyakini banyak orang bisa menambah imun, sehingga akan terhindar dari ganasnya Covid-19. Sehingga penjualan sepeda laku keras, dan harga sempat meningkat tajam karena banyak permintaan pasar.
Hari ini 3 Juni diperingati sebagai World Bicycle Day. Hari Sepeda Dunia ini mengingatkan pada masa kecilku ketika belajar menaiki sepeda roda dua. Masa kecil yang teramat manis dan berkesan di Kediri
Sebelum tahun 1970, lalu lintas kendaraan masih didominasi oleh sepeda ontel. Dokar dan Cikar dengan roda kayu, masih lalu lalang di Jl Doho.
Kami hanya mempunyai 2 buah sepeda ontel untuk orang dewasa. Itupun dipakai keperluan tertentu, bukan untuk mainan. Kalau ingin bermain, tersedia sepeda roda 3 dan mobil mobilan.
Sepeda motor pun masih jarang terlihat. Kalaupun ada, saya sebut 'motor uduk', karena bunyinya 'uduk3'. Ada AJS, BSA, HD, Norton, Zundap, BMW dan masih banyak lagi.
Kehidupan masa kecilku, banyak bermain di trotoar. Dengan tetangga sebelah ataupun gang di 'kulon ratan' rumah, Setono Gedong.
Salah satu teman bermain, namanya Muis. Dia mempunyai sepeda roda 2 ukuran kecil. Sepedanya boleh dipinjam untuk belajar naik sepeda.
Dua hari berturut turut, setiap siang hari, saya belajar sepeda milik Muis di trotoar Jl Doho. Panas sinar matahari yang menyengat pun kami abaikan. Hari pertama masih dipegangi sadelnya, hari kedua sudah bisa berjalan sendiri.
Dua hari belajar sepeda dengan meminjam sepeda teman, adalah awal saya bisa naik sepeda roda 2. Walaupun sesungguhnya saya masih belum bisa mengontrol rem dengan benar. Sehingga masih menggunakan rem kaki.
Dengan bersepeda rutin, jantung dan paru kita akan terlatih. Begitu juga dengan otot yang terkait akan menjadi lebih kuat. Sehingga badan serta stamina semakin kuat, penyakit akan enggan untuk menghampiri.
Semoga kita selalu sehat. (Abk)
No comments:
Post a Comment