Oleh dr achmad budi karyono
Hari ini 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Dunia. Pada tahun 2025 ini menetapkan tema ‘Overcoming disruption, transforming the AIDS response’ atau ‘Mengatasi gangguan, mengubah respon terhadap AIDS’.
Dunia kesehatan mengingatkan sebuah penyakit yang cukup menakutkan di masa akhir tahun 1980an dan di awal tahun 1990an, yang saat itu siap menerkam siapapun. Sehingga kesan penyakit ganas, seram dan mencemaskan selalu menghantui setiap orang, walau penularan tidak seganas covid 19 yang baru lewat.
Hari AIDS Dunia juga untuk mengingatkan warga dunia agar lebih waspada terhadap penyakit yang membuat sengsara berkepanjangan dan mematikan. Dan karena lemahnya imun, AIDS akan ditunggangi penyakit infeksi lain, yang sering adalah TBC. Mengerikan ya.
Angka AIDS dunia pada akhir 2024 cukup mengagetkan. Ternyata penyakit ini tetap ada dan cukup banyak. Dunia mencatat orang hidup dengan AIDS sebanyak lebih dari 40 juta, yang 5% usia anak. Dan seluruh kematian yang disebabkan AIDS lebih dari 600 ribu orang. Data ini dikutip dari Unicef pada awal Juli 2025.
Betapa banyak warga dunia yang tertimpa penyakit yang penularannya sebagian besar karena hubungan seks bebas ini. Sementara akankah kita tinggal diam, kurang atau tidak melaksanakan pencegahan yang harus kita lakukan bersama. Setiap insan medis sudah melakukan preventif tentang rantai penularan penyakit yang cukup menakutkan itu. Namun langkah itu kurang sempurna kalau tidak didukung oleh seluruh elemen masyarakat agar lebih efektif.
Oleh karena itu, langkah kita saat ini memprioritaskan akses layanan pencegahan, tes dan terapi HIV. Dan memastikan layanan ini dapat diakses masyarakat luas, sampai ke ujung daerah terpencil.
Pemerataan layanan terhadap semua kelompok komunitas yang ada di seluruh pelosok dunia, tanpa ada yang menutup diri. Upaya ini agar bisa dengan secara bersama membasmi dengan serentak.
Kita juga memperluas jangkauan layanan dengan inovasi di bidang transformasi kesehatan. Komunikasi melalui telemedisin atau dengan inovasi lain yang bisa mencakup lebih banyak.
Memberdayakan semua unsur masyarakat dunia, termasuk mantan yang sudah direhabilitasi. Mereka akan lebih memiliki kiat tertentu setelah pernah terdampak. Mulai dari bagaimana bisa terdampak, sampai proses panjang untuk meraih penyembuhan yang membahagiakan.
Sebaiknya kita harus mengingatkan pada siapapun tentang cepat meluasnya penyakit ini serta mudahnya cara mencegah penyakit ini yang penularannya lewat hubungan seks bebas. Pencegahan kita lakukan mulai dari keluarga, sanak saudara, para kerabat, tetangga dan masyarakat luas.
Membantu mencegah penularan penyakit ini, kita akan ikut berkontribusi menjaga kesehatan generasi muda kita dan ikut andil membangun kesehatan dan kejayaan negeri ini. Kita harus memulai melakukan pola dan gaya hidup sehat, hindari sek bebas, jauhi pemakaian obat terlarang. Selalu menjaga dan meningkatkan ketaqwaan pada Allah SWT.
Pencegahan akan lebih efektif bila dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat sesuai fungsi dan kompetensi masing masing. Memberi motivasi dan edukasi agar segera berobat dengan benar, dan InsyaAlloh akan sembuh total.
Semoga kita selalu sehat. (abk)

No comments:
Post a Comment