Latest News

Jelajah Museum di Yinchuan

 


Hari ini 18 Mei diperingati sebagai Hari Museum Internasional. Pada tahun 2025 ini memasang tema 'The Future of Museums in rapidly Changing Communities' atau 'Masa Depan Museum di Komunitas yang Berubah Cepat'.


Di hari peringatan ini, kami petik sebuah perjalanan yang bercerita atas kunjungan ke sebuah Museum di sebuah kota di Cina tengah Utara. Begini kisahnya.


Cuaca hari ini cukup cerah. Kami semua bisa istirahat dengan cukup pulas tadi malam. Kami sudah berpetualang lebih dari 10 hari, sejak keberangkatan dari negeri ini. Begitu juga keluarga kakak, malah lebih dari itu. Mereka telah beberapa hari tinggal di Malaysia ketika kami menyusul kesana.



Hari ini kami akan mengunjungi sebuah museum kota Yinchuan. Kami semua berjalan santai ke Museum itu. Dari kompleks apartemen, menuju arah kiri sampai perempatan sekitar 200 meter. Kemudian kami ke arah kanan agak jauh namun santai saja. Belok kiri di tepi jalan high way, sekitar 1 km, disitulah lokasi salah satu museum yang berada di provinsi Ningxia.



Bangunan besar dengan arsitektur yang sangat spektakuler, seperti bentuk sebuah bunga yang sedang mekar. Tentunya akan terlihat bila dilihat dari atas, karena bunga yang bagus terdapat di atap gedung. Sehingga museum kota itu memiliki daya pikat tersendiri.




Salah satu suku dari 23 suku minoritas, menempati sepertiga wilayah hijau itu. Mereka tersebar di semua lini provinsi Ningxia, dengan berbagai profesinya dengan tekun. Sehingga mendukung kokohnya warna perekonomian serta kebudayaan provinsi di tengah negeri panda itu.




Dengan terpeliharanya kebudayaan kuno yang agung itu, dipandang perlu untuk lebih melestarikan melalui media resmi. Museum merupakan salah satu sarana untuk mengungkap sejarah peradaban dan eksistensi bangsa di masa silam. Salah satunya dengan terbangunnya Museum Suku Hui di ibukota provinsi Ningxia.




Berbagai linimasa kehidupan suku Hui di saat mulainya era jalur sutra, bisa kita saksikan disana. Sehingga tergambarkan, bangsa yang besar adalah yang menghargai sejarah, bisa terwujud disana. Termasuk perjalanan kehidupan muslim di masa silam di negeri panda itu.




Kakak memang sosok ideal dalam memberi informasi yang menyeluruh. Setelah kami dikenalkan bagaimana alur kehidupan, kebudayaan termasuk perjalanan perjuangan perekonomian muslim masa silam, saat ini jam makan siang. Kami diajak makan siang di resto muslim ternama di tengah kota Yinchuan. Tentu saja milik kerabat suku Hui, yang cukup banyak pelanggan dan kami mendapat tempat di lantai 2.


Itulah cuplikan cerita dari rangkaian kisah suatu silaturrakhim ke saudara tua kami.



Semoga kita selalu sehat. (Abk)

No comments:

Post a Comment

Suara Medika Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Roofoo. Powered by Blogger.