Oleh : dr achmad budi karyono
Hari ini 31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Dunia.
Tema World No Tobacco Day 2025, adalah ‘Unmasking the Appeal : Exposing Industry Tactics on Tobacco and Nicotine Products’ atau ‘Mengungkap Daya Tarik : Membongkar Taktik Industri Tembakau dan Nikotin’.
Momen ini merupakan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran tentang efek bahaya dari konsumsi rokok berlebihan dengan tampilan yang meningkatkan daya kaum muda.
Tembakau banyak dibenci sekaligus banyak yang mencari. Dua kepentingan yang tidak pernah ada titik temu dengan segudang alasan yang selalu telak, namun keduanya ‘ngotot’ semakin kencang juga. Argumen atau ‘dalil’ apapun dipakai agar yang selalu mencari produk tembakau menjadi ‘kapok’, ternyata belum bisa ‘dimatikan’ dengan alasan apapun juga.
Sejak lama tembakau merupakan salah satu komoditi yang sangat menjanjikan dalam hal finansial. Dan bisnis tembakau ini mampu mencuatkan nama pemiliknya sebagai deretan orang terkaya di dunia.
Sebagai salah satu contoh, ketika awal tahun 1960-an ada sebuah pabrik rokok yang seakan sebagai industri rumahan. Namun setelah dua dekade, pabriknya bisa ‘menguasai’ kota selevel eks Karesidenan, dan mengantar pemiliknya sebagai deretan orang terkaya di dunia.
Tembakau adalah produk pertanian semusim yang bukan termasuk komoditas pangan, melainkan komoditas perkebunan. Produk ini dikonsumsi bukan untuk makanan tetapi sebagai pengisi waktu luang atau ‘hiburan’, yaitu sebagai bahan baku rokok dan cerutu. Tembakau juga dapat ‘dikunyah’. Kandungan metabolit sekunder yang kaya juga membuatnya bermanfaat sebagai pestisida dan bahan baku obat.
Di Indonesia, berbagai jenis tembakau komersial yang baik, hanya dihasilkan di daerah-daerah tertentu. Kualitas tembakau sangat ditentukan oleh kultivar, lokasi penanaman, waktu tanam, dan pengolahan pascapanen. Akibatnya, hanya beberapa tempat yang memiliki kesesuaian dengan kualitas tembakau terbaik, tergantung produk sasarannya.
Dampak terhadap kesehatan, Berdasarkan WHO, tembakau merupakan penyebab terbesar kematian oleh penyakit yang dapat dicegah. Bahaya penggunaan tembakau mencakup penyakit yang terkait dengan jantung dan paru-paru seperti serangan jantung, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, emfisema, dan kanker, terutama kanker paru-paru, kanker laring, dan kanker pankreas.
Industri pertembakauan sudah menjadi komoditas dan ladang banyak pihak, termasuk kita semua. Kita ikut ‘menikmati’ dari negara, karena cukai rokok telah memberikan kontribusi yang tidak sedikit pada negara.
Itu hal ihwal pro kontra tentang tembakau dan rokok, sampai dunia memperingatkan semua masyarakat dengan gambaran seperti diatas. Semua tergantung dari diri sendiri, apa yang harus dilakukan.
Dan semua permasalahan di dunia ini penuh pro dan kontra, setiap orang mengetahui bagaimana menjaga pola hidup sehat. Dengan meninggalkan tembakau, kita akan lebih jauh dari penyakit jantung dan paru khususnya.
Semoga kita selalu sehat. (Abk)
No comments:
Post a Comment